DPPKB Samarinda Gencarkan Gerakan Kunjungan Rutin ke Posyandu, Cegah Stunting dari Hulu

DIKSI.CO – Upaya Pemerintah Kota Samarinda dalam menekan angka stunting terus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari tingkat keluarga hingga ke lembaga layanan dasar masyarakat. Salah satu langkah terbaru datang dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Samarinda yang kini mengajak masyarakat untuk lebih aktif berkunjung ke Posyandu setiap bulan.
Kepala DPPKB Kota Samarinda, drg. Deasy Evriyani, M.Si., menegaskan pentingnya peran Posyandu sebagai garda terdepan pencegahan stunting di tingkat keluarga. Hal itu disampaikannya saat menghadiri penyaluran bantuan program Gerakan Cegah Stunting (GENTING) di Kelurahan Jawa, Kecamatan Samarinda Ulu, Senin (13/10/2025).
“Salah satu cara terbaik untuk mencegah stunting adalah wajib datang ke Posyandu setiap bulan,” ujar Deasy di hadapan puluhan warga yang hadir.
Menurutnya, Posyandu bukan lagi sekadar kegiatan sukarela masyarakat, melainkan telah menjadi lembaga resmi pelayanan kesehatan sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2024. Regulasi tersebut menetapkan Posyandu sebagai bagian integral dari sistem pelayanan publik yang memiliki fungsi penting dalam pemantauan tumbuh kembang anak, deteksi dini masalah kesehatan, hingga edukasi gizi keluarga.
“Posyandu sekarang sudah naik status. Ia bukan hanya UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat), tetapi lembaga resmi yang berperan langsung dalam pelayanan masyarakat. Ini artinya, semua warga harus memanfaatkannya,” jelas Deasy.
Pantau Pertumbuhan Anak, Edukasi Gizi, dan Layanan Gratis
Deasy menuturkan, kunjungan rutin ke Posyandu membawa banyak manfaat, tidak hanya bagi bayi dan balita, tetapi juga bagi seluruh anggota keluarga. Di Posyandu, masyarakat bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan dasar, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan anak, hingga edukasi gizi dan imunisasi.
Selain itu, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas oleh Wakil Wali Kota Samarinda juga turut diperluas di wilayah-wilayah padat penduduk. Langkah ini diharapkan memperkuat kesadaran warga tentang pentingnya deteksi dini kesehatan keluarga.
“Kami ingin agar keluarga di Samarinda menjadikan pemeriksaan kesehatan sebagai kebiasaan. Datang ke Posyandu, cek kesehatan, dan ikuti arahan petugas. Dengan begitu, kita bisa mencegah masalah sebelum terjadi,” tutur Deasy.
Ia menambahkan, pemantauan berkala di Posyandu juga memudahkan petugas kesehatan mendeteksi anak-anak dengan risiko gizi buruk atau gangguan pertumbuhan sejak dini.
“Semakin cepat diketahui, semakin cepat pula bisa ditangani,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Deasy menekankan bahwa pencegahan stunting bukan hanya soal gizi anak, tetapi tentang pola hidup sehat keluarga secara menyeluruh. Kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan, pola asuh, hingga kebersihan lingkungan rumah, semuanya memiliki kaitan erat dengan tumbuh kembang anak.
“Kalau masyarakatnya sehat, otomatis risiko stunting akan menurun. Jadi dari hulu kami berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat agar lahir keluarga yang tangguh dan berkualitas,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk peran RT, PKK, kader Posyandu, dan perangkat kelurahan dalam memastikan warga tidak abai terhadap jadwal kegiatan Posyandu. Menurut Deasy, keberhasilan menekan angka stunting tidak bisa hanya mengandalkan satu instansi, melainkan membutuhkan dukungan seluruh elemen masyarakat.
Sosialisasi yang dilakukan DPPKB di Kelurahan Jawa mendapat sambutan positif dari warga. Banyak ibu-ibu mengaku kini memahami pentingnya membawa anak ke Posyandu setiap bulan.
Nurhayati (32), salah satu warga setempat, menuturkan bahwa ia sempat jarang datang ke Posyandu karena merasa anaknya sudah cukup sehat. Namun setelah mendengar penjelasan dari pihak DPPKB, pandangannya berubah.
“Ternyata penting sekali memantau berat dan tinggi anak setiap bulan. Kadang kita tidak sadar kalau anak mulai turun berat badannya. Setelah tahu manfaatnya, saya janji mau rajin datang ke Posyandu,” ujarnya.
Sementara itu, Lurah Kelurahan Jawa, Suhartini, menyatakan dukungan penuh terhadap gerakan ini. Ia berencana mengaktifkan kembali kader-kader Posyandu di setiap RT dan memperluas jangkauan layanan bagi warga yang memiliki bayi dan balita.
“Kami akan bantu memantau agar warga rutin datang ke Posyandu. Ini bukan sekadar formalitas, tapi menyangkut masa depan anak-anak Samarinda,” tegasnya.
DPPKB Samarinda juga akan memperkuat koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan instansi lain untuk memastikan ketersediaan alat ukur tumbuh kembang anak di seluruh Posyandu, termasuk pelatihan kader dan edukasi berbasis keluarga.
Langkah ini sejalan dengan target nasional penurunan stunting menjadi di bawah 14 persen pada tahun 2027. Samarinda sendiri, berdasarkan data sementara tahun 2024, mencatat penurunan angka stunting signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, namun masih memerlukan upaya lanjutan.
Deasy optimistis dengan sinergi dan kesadaran warga, target tersebut dapat dicapai.
“Stunting bukan kutukan, tapi bisa dicegah jika kita mau bergerak bersama. Kuncinya ada di keluarga dan kesadaran untuk rutin memeriksa kesehatan anak di Posyandu,” pungkasnya.
(tim redaksi)